MUSAdan Elia adalah gambaran sukacita dalam kebersamaan di dalam kemuliaan Tuhan. Itu berarti, kemuliaan Tuhan itu tak sebatas kisah yang dikagumi. Tetapi kelak menjadi bagian dari jalan iman kita. Sebagaimana tampaklah Musa dan Elia, kita pun akan tiba dalam kemuliaan bersama Tuhan.. Baca Juga: Bacaan I, Hari Sabtu, 6 Agustus 2022, Pesta Yesus Menampakkan Kemulian-Nya (Daniel 7:9-10,13-14)
Merekamemutuskan memakai nama samaran untuk artikel ini. Tak semua orang seberani Ely dan siap dengan risiko-risiko setelah melela. Dari pengalaman mereka, kita mungkin bisa memetik ungkapan Wira bahwa "banyak orang di luar sana"—yang pindah agama—memiliki cerita sama dengan dirinya. "Kegelisahan iman itu normal.
JAKARTA Pena katolik - Tahun 1988, Susi Susanti masih berusia 17 tahun. Saat itu, meski usianya masih junior, namun ia mulai diturunkan di level senior. Saat Kisah Iman Susi Susanti dan Pengalamannya di Lourdes. By Pena Katolik. December 9, 2021. 0. 7711. Share. Facebook. Twitter. Pinterest. WhatsApp. BERITA LAIN. All; front page;
Vay Nhanh Fast Money. Remaja Ketika saya berusia 13, saya mulai membaca Kitab Mormon setiap hari, dan saya telah diberkati setiap hari sejak saat itu. Kelas Sekolah Minggu kami untuk yang berusia 13 tahun tidaklah begitu dikenal karena kekhidmatan kami. Meskipun demikian, kami memiliki seorang guru hebat yang berusaha dengan baik sekali untuk mengajarkan setiap pelajaran dengan Roh. Satu pelajaran semacam itu adalah mengenai membaca tulisan suci. Di akhir pelajaran dia memberi kami sebuah tantangan. Itu ditujukan bagi kami semua, namun untuk beberapa alasan dia memandang langsung ke arah saya sewaktu dia berkata, “Saya menantang Anda membaca Kitab Mormon setiap hari!” Saya berkata kepada diri sendiri, “Saya akan memperlihatkan kepada Anda. Saya akan melakukannya!” Saya mulai dengan 1 Nefi pasal 1 sejak malam itu dan terus membaca setiap hari. Saya mungkin tidak memiliki sikap yang benar ketika saya memulainya, namun pada akhirnya saya mulai menyukai cara pembacaan Kitab Mormon. Membaca setiap malam menjadi suatu kebiasaan yang menyenangkan. Berbulan-bulan kemudian saya sampai pada Alma 32 dan terkesan dengan gagasan tentang percobaan iman. Di sekolah kami baru saja belajar mengenai melakukan percobaan ilmiah, jadi saya berlutut dan mengatakan kepada Bapa Surgawi bahwa saya sedang memulai percobaan itu. Saya memohon agar saya dapat mengetahui apakah Kitab Mormon benar. Memikirkan tentang pengalaman itu, saya tahu bahwa Bapa Surgawi menjawab doa-doa saya berulang kali. Membaca Kitab Mormon setiap hari memberi saya kemampuan yang meningkat untuk mengatasi kejahatan. Saya merasa lebih dekat kepada Bapa saya di Surga. Saya merasa dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus untuk mengatasi rintangan. Apa yang Alma katakan mengenai melakukan percobaan dengan firman Allah adalah benar “Benih itu mulai membesarkan jiwaku. Ya, benih itu mulai menerangi pengertianku. Ya, benih itu mulai menjadi sebuah kelezatan bagiku” Alma 3228.
– Nama saya Patricius Yoga Advenda. Saya beragama Katolik. Lahir di Mojokerto, 12 Desember 2003. Saya anak kedua dari empat bersaudara. Saya akan berbagi kisah bagaimana menjadi siswa Katolik yang sejak kecil sekolah di lembaga Katolik kemudian sekarang di sekolah Negeri yang mayoritas teman-teman agamanya berbeda dengan saya. Pertama, saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena saya bisa diterima di SMAN 2 Mojokerto. Walaupun sekarang ada sistem zonasi, tidak semua orang dengan mudah bisa masuk di SMAN 2 Mojokerto. Bagi warga Mojokerto, SMAN 2 merupakan sekolah favorit. Sekolah ini memiliki fasilitas lengkap, berkualitas, sehingga banyak pelajar bersaing untuk masuk. Para siswa dan orangtua siswa memburu sekolah favorit sehingga anak-anak berprestasi dan orangtuanya mampu berkumpul di lembaga ini. Banyak prestasi yang telah ditoreh oleh sekolah ini, terakhir menjadi Juara 3 lomba perpustakaan tingkat nasional. Sekolah ini merupakan SMA Negeri bertaraf internasional yang biasa disebut Bumi Wiyata Setya Bhakti Buwitashakti dan Innovative School of SMANDA Inscada. Saya memilih sekolah di SMA Negeri 2 Mojokerto karena dua alasan. Pertama, saya ingin memiliki pengalaman dan pandangan yang lebih luas. Kedua, saya ingin memiliki akses yang lebih mudah untuk masuk di universitas negeri mengingat status yang disandang adalah A. Mengenyam pendidikan di sekolah negeri merupakan sesuatu baru bagi saya. Selama ini kami empat bersaudara sejak TK hingga SMP di sekolah Katolik. Pada waktu di sekolah swasta Katolik iman saya bertumbuh tanpa halangan atau rintangan yang berat. Saat ini saya sering ditanya tentang iman yang dianut dan terkadang disindir oleh segelintir teman yang belum memahami arti sebuah keyakinan. Inilah perbedaan antara sekolah Katolik dan negeri. Malu dan Canggung Penulis bersama teman-teman sekelasnya di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto/Foto Istimewa Ada satu pengalaman yang masih tersimpan dengan baik dalam ingatanku. Ketika itu, hari Senin minggu ketiga Juni 2019, saat pertama kali masuk sekolah atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah MPLS, bersama sahabat seangkatan kami dikukuhkan menjadi siswa SMA Negeri 2 Kota Mojokerto. Dua perasaan yang sangat menghantui saat itu adalah malu dan canggung. Dampak dari perasaan tersebut membuat saya sepertinya sulit berkomunikasi dengan teman-teman yang berasal dari berbagai SMP. Setelah pembagian kelas, perasaan malu, canggung dan sulit berkomunikasi masih melekat pada saya dan itu yang membuat saya merasa tertinggal soal pelajaran. Kesulitan beradaptasi ketika pertama kali menginjakkan kaki di SMA Negeri 2 adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Belajar di awal masa SMA memang berbeda dengan masa SMP. Makin tinggi tingkatan makin sulit dan harus lebih mandiri. Ternyata di awal masuk SMA saya masih belum siap dan merasa kelelahan karena tugas yang makin banyak. Tetapi saya berpikir bahwa menjalankan tuntutan ini tidak sendirian, teman-temanku juga merasakan hal yang sama. Jadi saya harus semangat. Bersama teman-teman sekelas kami saling menyemangati dan saling membantu. Menjadi Garam dan Terang Di kelas terdapat aneka ragam agama. Saya beruntung masuk kelas yang memiliki aneka ragam agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, dan Hindu. Kami saling menghormati dan menjaga hubungan baik antaragama di kelas. Karena begitu dekatnya hubungan kami, kadang kami ungkapkan dalam bentuk candaan. Apabila candaan berlebihan terkadang saya merasa sakit hati. Jika merasa tersinggung dua sikap yang saya tunjukkan kepada teman-teman adalah menyimpan semua persoalan itu di dalam hati dan memberi teguran agar tidak mengulangi lagi hal yang membuatku sakit hati. Saya beruntung memiliki guru agama yang bisa tiap hari bisa ditemui. Tidak semua sekolah negeri di Mojokerto memiliki guru agama Katolik. Setiap pagi saat doa pagi bersama pukul dan saat pelajaran, Pak John Lobo, guru agama saya selalu mengingatkan anak didiknya agar kita menjadi terang dan garam di tengah-tengah masyarakat terutama di lingkungan sekolah melalui kata-kata, sikap dan cara hidup yang baik. Kami selalu diberi motivasi seperti itu agar tidak menjadi anak yang minder dan pemalu, walaupun kita minoritas. Dengan talenta yang diberikan Tuhan, kita bisa melakukan hal lebih dan luar biasa di sekolah. Bakat dan potensi apa yang kamu miliki harus dikembangkan. Itu adalah bukti bahwa kamu mencintai talenta dari Tuhan. Itu pesan beliau yang saya ingat. Selain itu kami juga diberi motivasi agar senantiasa menjadi pelayan seperti Yesus, selalu rendah hati dan sabar, serta jika diberi kepercayaan lakukanlah itu sebagai pemberian terbaik bagi sekolah tercinta. Patricius Yoga Advenda/Foto Istimewa Perbedaan Agama Seperti Paduan Suara Sejak SMP hingga di SMA saya memilih untuk mengikuti ekstrakurikuler paduan suara. Melalui paduan suara saya diberi ruang untuk mengembangkan bakat serta kemampuan dalam bidang tarik suara. Selama bergabung dalam kelompok paduan suara, saya mencoba membiasakan diri untuk jadi pelayan. Bentuk pelayanan yang dilakukan adalah membantu teman-teman dan adik kelas dalam bernyanyi. Ada pesan yang saya peroleh selama mengikuti paduan suara jika dihubungkan dengan perbedaan agama yang ada di sekolahku. Perbedaan suara dalam sebuah paduan suara sangat indah kalau semua jenis suara baik sopran, alot, teno, dan bas berbunyi. Demikian juga dengan perbedaan agama yang kami miliki. Sungguh menjadi kekuatan besar jika setiap perbedaan dilihat dari sisi positif untuk membangun kekuatan bersama untuk meningkatkan prestasi sekolah. Tidak Perlu Khawatir Selain itu saya juga menjadi perangkat atau pengurus kelas. Bila berhadapan dengan tantangan dalam tugas pelayanan, saya senantiasa berpikir positif sehingga semuanya berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan harapan bersama. Hingga saat ini saya memiliki kekuatan untuk mengatasi segala kekhawatiran dari Injil Matius 625-34. Tuhan Yesus berpesan kepada saya agar tidak perlu khawatir dengan apa yang sedang saya jalani saat ini. Kekhawatiran tidak akan menghasilkan apa-apa. Saya yakin pasti Tuhan selalu mendampingi hidupku. Meskipun Katolik itu kelompok minoritas di negeri ini terutama di sekolah tempat saya belajar mengais ilmu, saya tetap memiliki semangat untuk memberikan diri melalui potensi yang dimiliki untuk kemajuan SMA Negeri 2 tercinta. Semoga tenunan kisah saya ini bisa menginspirasi teman-teman yang sedang menuntut ilmu di jenjang pendidikan yang sama. Jika ada goresan kalimat sebagai luapan hati ada yang kurang berkenan dihati, saya sampaikan maaf yang sebesar-besarnya. Tuhan memberkati. Mojokerto, 31 Oktober 2020 Patricius Yoga Advenda adalah media berita online independen, terbuka, dan berintegritas, menyajikan berita, informasi, dan data secara khusus seputar Gereja Katolik di Indonesia dan dunia.
RP. Hubertus Agustus Lidy, OSC Kis 10 Kol 31-4, Yoh 20 1 -9 Perayaan IMAN, utama dalam kehidupan menggereja ialah, PASKAH. Perayaan Paskah Kristus itu kita awali dengan upacara CAHAYA, mendengarkan kisah SEJARAH KESELAMATAN ALLAH, DAN MEMBAHARUI JANJI BABTIS. Esok hari, tepatnya pada hari MINGGU kita merayakan Paskah Raya MEMBERITAKAN KESELURUH DUNIA BAHWA KRISTUS HIDUP. “Ia melihat kain kafan dan tudung yang dipakai untuk menutup kepala Yesus. Kain tudung itu tergulung, letaknya terpisah dari kain kafan.” Tanda-tanda ini menggambarkan bahwa makam Yesus kosong. Tidak ada tubuh Yesus di sana. Pengalaman iman Paskah, bahwa YESUS HIDUP, secara lantang diberitakan oleh Petrus “Tetapi Ia dibangkitkan Allah pada hari ketiga sesudah wafat-Nya. Dalam kuasa Allah Ia menampakkan diri bukan kepada semua orang, tetapi hanya kepada kami, saksi-saksi yang terpilih oleh Allah. Kami makan dan minum bersama Yesus sesudah Ia bangkit dari alam maut” Petrus memberitakan pengalaman iman yang nyata. Ada bukti empiris “Kami makan dan minum bersama-Nya.” Dalam konteks ini kita yakin bahwa Petrus tidak sedang menghayal alias berilusi. Pengalaman iman para saksi-saksi Allah yang terpilih, dibagi dan disebar luaskan kepada khalayak, orang MENDENGAR, MENGALAMI DAN PERCAYA. Gereja “mempersangat” pengalaman iman itu DALAM DAN MELALUI SAKRAMEN BABTIS. Dengan demikian kita bukan saja MENGALAMI KISAH KEBANGKITAN TETAPI MERUPAKAN BAGIAN DARI KEBANGKITAN. Kita menyapa Dia yang bangkit sebagai SAUDARA kita, dan ALLAH SEBAGAI BAPA SEBAGAIMANA DIA MENYAPANYA. “Maka arahkanlah usahamu kepada alam hidup yang mulia, tempat Kristus memerintah di sisi kanan Allah” Saudara dan saudariku! Cerita tentang kelahiran dengan berbagai kisah khasnya, banyak kita dengar dan bahkan alami. Biasa. Cerita tentang KEBANGKITAN itu KHAS IMAN KITA. Luar biasa. Berbagai kisah pengalaman iman baik pribadi maupun kolektiv membuktikan bahwa DIA BANGKIT, HIDUP DAN MENYERTAI KITA. Sulit kita memahami pengalaman iman yang demikian, karena memang “otak” kita kecil Pengalaman St. Agustinus Yang masih segar dalam pikiran kita yakni pengalaman iman bapa Kosmas di gerbang gereja Katedral Makasar. Saat ia menahan pengebom bunuh diri. Teriakannya sederhana “Tuhan tolong saya.” Bapa Kosmas dan sekian banyak orang mengalami PERTOLONGAN NYATA DARI TUHAN YANG HIDUP. Tentu masih banyak lagi kisah-kisah iman yang toh akhirnya, dalam keterbatasan nalar, kita menyimpulkan BAHWA TUHAN HADIR DAN MENYERTAI KITA. Dalam kesederhanaan iman kita, boleh jadi kadang-kadang kita mengatakan sebagaimana yang dilihat Maria Magdalena, bahwa Batu penutup telah diambil dari pintu makam itu. Biarlah kuasa Tuhan yang menambah kebajikan iman kita sehingga kita mengalami secara mendalam MAKNA MAKAM TUHAN YANG KOSONG. “Namun mereka belum memahami Kitab Suci yang mengatakan, bahwa Yesus harus bangkit dari alam maut.” Apapun ceritanya TUHAN HIDUP DAN MENYERTAI KITA, dalam keluarga, komunitas, gereja, dan kehidupan yang lebih luas. SELAMAT PASKAH 2021. “Ia melihat dan Percaya.” Hari Minggu Paskah – 2021
kisah pengalaman iman katolik